Profil Desa Panerusan

Ketahui informasi secara rinci Desa Panerusan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Panerusan

Tentang Kami

Profil Desa Panerusan, Wadaslintang, Wonosobo. Mengungkap identitasnya sebagai lumbung pangan dataran tinggi, sentra penghasil salak pondoh, dan pemasok sayur-mayur segar yang subur di perbukitan Wonosobo, jauh dari tepian waduk.

  • Pusat Agribisnis Dataran Tinggi

    Merupakan desa agraris murni yang tidak berbatasan dengan Waduk Wadaslintang, dengan fokus utama pada pertanian hortikultura dan perkebunan.

  • Sentra Unggulan Salak Pondoh

    Dikenal luas sebagai salah satu pusat utama penghasil buah Salak Pondoh berkualitas tinggi yang dipasarkan ke berbagai daerah.

  • Potensi Agrowisata Perkebunan

    Memiliki lanskap alam perbukitan dengan sistem terasering yang indah, menjadikannya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata.

XM Broker

Di saat sebagian besar desa di Kecamatan Wadaslintang mengarahkan orientasi ekonominya ke perairan Waduk, Desa Panerusan justru menengadah ke langit dari puncak-puncak perbukitan. Terletak di kawasan utara yang terpisah dari garis pantai danau buatan, Panerusan dengan bangga meneguhkan identitasnya sebagai lumbung pangan dataran tinggi. Desa ini adalah representasi otentik dari jiwa agraris Wonosobo, di mana tanah vulkanis yang subur diolah dengan tekun untuk menghasilkan buah salak pondoh yang manis dan aneka sayur-mayur segar. Panerusan merupakan bukti bahwa kemakmuran di Wadaslintang tidak hanya datang dari air, tetapi juga dari kesuburan tanah di atas awan.

Geografi Ketinggian dan Kesuburan Tanah Vulkanis

Secara geografis, Desa Panerusan memiliki posisi yang unik di Kecamatan Wadaslintang. Desa ini merupakan desa non-pesisir waduk, yang artinya tidak memiliki garis pantai langsung dengan Waduk Wadaslintang. Wilayahnya berada di ketinggian dengan topografi perbukitan terjal yang dikelola melalui sistem pertanian terasering yang memukau. Luas wilayah Desa Panerusan tercatat sekitar 4,09 kilometer persegi, hampir seluruhnya merupakan lahan pertanian produktif.Lanskap desa ini didominasi oleh perkebunan salak dan ladang hortikultura yang membentang di lereng-lereng bukit, termasuk di kaki Gunung Lanang yang menjadi salah satu ikon geografis dan sumber mata air penting bagi desa. Batas-batas administratifnya meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Besuki, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ngalian, sementara di sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Desa Trimulyo. Lokasinya yang terisolasi dari keramaian wisata waduk justru menjadi keunggulan, memungkinkan desa ini untuk fokus pada pengembangan potensi agribisnisnya secara maksimal.

Demografi Petani Tulen dan Semangat Komunitas Agraris

Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Panerusan dihuni oleh sekitar 2.686 jiwa. Dengan luas wilayah 4,09 km², kepadatan penduduknya berada di angka 657 jiwa per kilometer persegi. Berbeda dengan desa-desa di tepi waduk yang memiliki mata pencaharian beragam, struktur profesi di Panerusan sangat homogen. Mayoritas mutlak penduduknya adalah petani tulen, yang mendedikasikan hidupnya untuk mengolah lahan.Karakter masyarakatnya dibentuk oleh tantangan alam dataran tinggi. Mereka dikenal sebagai pekerja keras, ulet dan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi. Semangat komunal ini tecermin dalam aktivitas kelompok-kelompok tani yang sangat aktif. Kelompok tani bukan hanya menjadi wadah untuk mendapatkan bantuan pemerintah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pertukaran pengetahuan, strategi penanaman, hingga penentuan harga jual hasil panen. Gotong royong, terutama saat membuka lahan baru atau saat musim panen raya, masih menjadi tradisi yang dijaga erat, menjadi perekat sosial yang menjaga keharmonisan desa.

Pemerintahan Desa dan Fokus pada Ketahanan Pangan

Pemerintah Desa Panerusan menjalankan roda pemerintahan dengan fokus dan prioritas yang jelas: menjaga dan meningkatkan produktivitas pertanian sebagai pilar utama ketahanan pangan dan kesejahteraan warga. Visi pembangunan desa diarahkan untuk menjadikan Panerusan sebagai sentra agribisnis yang modern dan berdaya saing, tanpa meninggalkan kearifan lokal dalam bertani."Prioritas utama Pemerintah Desa Panerusan adalah mendukung petani salak dan sayuran dari hulu hingga hilir. Kami berupaya memfasilitasi akses terhadap pupuk berkualitas, pelatihan teknik pertanian modern, serta membantu membuka jaringan pasar yang lebih luas agar hasil panen warga mendapatkan harga yang layak," tegas seorang perwakilan pemerintah desa. Alokasi dana desa banyak dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur jalan usaha tani, pembangunan saluran irigasi, serta program pemberdayaan kelompok tani.

Salak Pondoh: Ikon Manis dari Tanah Panerusan

Jika menyebut Desa Panerusan, maka komoditas yang langsung terlintas adalah Salak Pondoh. Desa ini merupakan salah satu sentra penghasil salak pondoh terbesar dan paling berkualitas di Kabupaten Wonosobo. Iklim sejuk, drainase tanah perbukitan yang baik, dan kesuburan tanah vulkanis menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan salak dengan rasa manis, renyah, dan tidak sepat.Perkebunan salak menjadi pemandangan utama di seluruh penjuru desa. Aktivitas ekonomi terkait salak berjalan sepanjang tahun, mulai dari perawatan kebun, penyerbukan bunga, hingga panen dan distribusi. Hasil panen salak dari Panerusan tidak hanya memenuhi pasar lokal di Wonosobo, tetapi juga dikirim oleh para pengepul ke kota-kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya. Bagi masyarakat Panerusan, kebun salak adalah aset ekonomi paling berharga yang menopang kehidupan dan menjadi warisan bagi anak cucu mereka.

Keragaman Hortikultura dan Lumbung Sayur-Mayur

Selain menjadi raja salak, Desa Panerusan juga merupakan lumbung sayur-mayur yang vital bagi Kecamatan Wadaslintang. Di lahan-lahan yang tidak ditanami salak, para petani membudidayakan berbagai jenis tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Komoditas andalan lainnya meliputi cabai, tomat, kubis, buncis, dan berbagai jenis sayuran daun lainnya. Saat musim panen tiba, truk-truk akan ramai memasuki desa untuk mengangkut hasil bumi segar ini menuju pasar-pasar induk. Peran Panerusan sebagai desa pemasok pangan menegaskan fungsinya sebagai hinterland yang subur bagi kawasan sekitarnya.

Potensi Agrowisata Berbasis Perkebunan dan Pemandangan Alam

Meskipun saat ini fokus utama masih pada produksi, Desa Panerusan menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata. Berbeda dengan wisata air di waduk, Panerusan dapat menawarkan pengalaman yang otentik tentang kehidupan agraris dataran tinggi.Potensi agrowisata yang dapat dikembangkan antara lain:

  • Wisata Petik Salak: Pengunjung dapat merasakan sensasi memetik buah salak langsung dari pohonnya sambil belajar tentang proses budidayanya.

  • Trekking dan Hiking: Jalur-jalur setapak di antara perkebunan terasering dan pendakian menuju Puncak Gunung Lanang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan pencinta alam.

  • Edukasi Pertanian: Desa ini dapat menjadi laboratorium lapangan bagi pelajar atau masyarakat umum yang ingin belajar tentang sistem pertanian terasering dan budidaya hortikultura.

Infrastruktur Penunjang Kawasan Agropolitan

Sebagai pusat produksi pertanian, infrastruktur jalan yang memadai adalah kebutuhan mutlak bagi Desa Panerusan. Kondisi jalan yang baik dan kuat sangat vital untuk kelancaran pengangkutan hasil panen yang mencapai puluhan ton saat panen raya. Pemerintah desa dan kabupaten terus berupaya meningkatkan kualitas jalan desa dan jalan usaha tani. Selain itu, fasilitas dasar seperti listrik, air bersih dari sumber mata air pegunungan, serta layanan pendidikan dan kesehatan juga telah tersedia dengan baik, mendukung kehidupan masyarakat yang produktif dan sejahtera.

Panerusan: Menjaga Identitas Agraris di Atas Awan

Desa Panerusan adalah penjaga marwah agraris Wonosobo di Kecamatan Wadaslintang. Ketika desa-desa lain berbelok ke arah pariwisata perairan, Panerusan tetap setia pada panggilannya sebagai pengolah tanah dan penghasil pangan. Tantangan ke depan terletak pada regenerasi petani, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan peningkatan nilai tambah produk melalui pengolahan pascapanen. Dengan terus memperkuat identitasnya sebagai sentra salak dan sayuran, sambil perlahan membuka pintu bagi agrowisata, Panerusan memiliki semua modal untuk menjadi desa yang makmur, mandiri, dan lestari.